Kata dia, kesenjangan penanganan pandemi terutama distribusi vaksin masih sangat terasa bagi negara berpenghasilan rendah.
Banyak negara berpenghasilan rendah yang memiliki tingkat vaksinasi di bawah 40% dari populasinya. Padahal arahan dari WHO vaksinasi dosis kedua harus mencapai 40% dari total penduduk akhir tahun ini.
“Negara-negara terlemah adalah tempat virus akan mengambil keuntungan untuk kembali menyebabkan masalah baru,” bebernya.
Menurutnya, pemulihan ekonomi tidak akan terjadi selama dunia masih memiliki kesenjangan dalam merespon dan menangani Covid-19. Adapun, anggota G20 akan mampu menyediakan dana sebesar USF 23 miliar mengingat negara-negara yang menjadi anggota memiliki kontribusi besar dalam perekonomian dunia.
“Kedengarannya seperti banyak uang USF 23 miliar tapi itu lebih sedikit di negara berpenghasilan tinggi. Kami membutuhkan investasi internasional itu jika kami ingin mengelola krisis ini,” pungkasnya.