Wijaya Karya sebelumnya mengakui bisnis empat ruas jalan tol belum menguntungkan perusahaan. Padahal, nilai investasi yang digelontorkan mencapai Rp4 triliun.
Empat ruas di antaranya Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) yang beroperasi sejak 2017, Tol Manado-Bitung (Mabit) beroperasi pada 2022, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) beroperasi 2021, dan Tol Serang-Panimbang seksi I dioperasikan November 2021.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito menyebut, sumber anggaran yang diperoleh perseroan untuk mendanai untuk empat proyek tersebut berasal dari penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2016 sebesar Rp4 triliun.
“Pemanfaatan PMN yang terdahulu, jadi pada 2016 kami mendapatkan PMN sebesar Rp4 triliun, hampir semuanya sudah, apa namanya semua proyek sudah selesai semua,” kata Agung kepada Komisi VI DPR RI.
Dia merinci, PMN 2016 untuk Tol Soroja dialokasikan senilai Rp132 miliar, Tol Manado-Bitung Rp273 miliar, Tol Balikpapan-Samarinda Rp548 miliar.
Sedangkan Tol Serang-Panimbang sebesar Rp1,27 triliun atau paling tinggi dari tiga ruas lainnya. Anggaran ini direalisasikan hingga 2018.
“Kami sampaikan semua PMN 2016 seluruhnya sudah kita pakai untuk beberapa proyek yang sudah kami sebutkan dan hampir semuanya berfungsi dengan baik, namun belum memberikan kontribusi langsung kepada perusahaan,” kata dia.
(FRI)