Panel mengakui bahwa ketegangan telah meningkat antara AS dan Hong Kong, tetapi mengatakan itu belum meningkat menjadi "darurat dalam hubungan internasional", ambang batas yang diperlukan untuk menerapkan pengecualian.
Panel menyimpulkan laporan setebal 96 halaman itu dengan mengatakan AS harus membawa langkahnya sesuai dengan aturan perdagangan global.
Putusan itu menuai teguran tajam dari Washington pada hari Rabu, dengan juru bicara Perwakilan Dagang AS Adam Hodge mengatakan negara itu "sangat menolak interpretasi dan kesimpulan yang cacat" dari laporan panel.
AS menanggapi "tindakan China yang sangat memprihatinkan", mengancam kepentingan keamanan nasional AS, kata Hodge.
Dia menambahkan bahwa AS tidak berencana untuk menghapus persyaratan penandaan sebagai hasil dari laporan terbaru.
"Masalah keamanan nasional tidak dapat ditinjau dalam penyelesaian sengketa WTO, dan WTO tidak memiliki wewenang untuk menebak kemampuan Anggota WTO untuk menanggapi apa yang dianggapnya sebagai ancaman," kata Hodge.
Menteri perdagangan dan pembangunan ekonomi Hong Kong memuji keputusan WTO dan meminta Washington untuk membalikkan arah.
"Itu diskriminatif dan sama sekali tidak masuk akal dan pelanggaran serius terhadap aturan WTO," kata Algernon Yau kepada wartawan, menambahkan perubahan itu telah "membingungkan pelanggan".
(DKH)