Kemampuan Instagram untuk menangani intimidasi dan pelecehan penggunanya mendapat banyak sorotan. Kini Meta memperkenalkan beberapa tindakan anti-intimidasi baru setelah beberapa pemain sepak bola Inggris merinci pengalaman mereka karena rasisme di aplikasi.
Perusahaan mencatat bahwa metrik "prevalensi" ini hanya memperhitungkan konten yang dihapus Facebook dan Instagram tanpa laporan pengguna. Itu berarti statistik hanya menangkap sebagian dari semua konten intimidasi, karena intimidasi dan pelecehan tidak selalu mudah untuk diidentifikasi oleh sistem otomatis.
Perbedaan itu telah digarisbawahi dalam Facebook Papers, yang berisi kumpulan dokumen yang dipublikasikan oleh mantan karyawan yang menjadi pelapor Frances Haugen.
Menurut dokumen yang dia bagikan, peneliti Facebook sendiri memperkirakan bahwa perusahaan hanya mampu mengatasi sekitar tiga hingga lima persen dari ujaran kebencian di platformnya, yang berarti sebagian besar tidak terdeteksi dan diizinkan untuk mencemari Umpan Berita pengguna.
Facebook telah berulang kali menolak klaim ini, dan telah menunjukkan statistik "prevalensi" yang dibagikan dalam laporan transparansinya. "Kami terus menyempurnakan cara kami melakukan pemeringkatan untuk mengatasi masalah ini,” katanya.