Dalam kesempatannya Edwin juga menceritakan bagaimana besarannya kerugian yang dialami oleh seluruh bioskop ditanah air ketika dipaksa tutup selam 9 bulan lamanya.
Menurut Edwin, dampak penutupan itu membuat bioskop kehilangan potensi pendapatannya hingga Rp2 triliun.
Pasaslnya sebelum pandemic penton film nasional mencapai 52 juta penonton setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun 2020, bioskop hanya dizinkan selama 2,5 bulan dengan jumlah penonton hanya 12 juta.
Jika harga tiket penonton selama tahun 2020 dianggap sama dengan tahun 2019, walaupun menurut edwin berpotensi ada peningkatan, itu menimbulkan kerugian yang cukup dalam.
"Jadi kalau kita menghitung 40 juta penonton itu dengan potensi pendapatan penjualan tiket bioskop dengan angka rata-rata Rp40 sampai Rp50 ribu, artinya itu saja sudah hampir Rp2 triliun potensi ekononi yang hilang selama tahun 2020, itu belum menghitung penjualan ke platform digital dan chanel distribusi lainnya," pungkasnya. (TIA)