Jangan sampai, afirmasi positif malah digunakan untuk bertahan demi sesuatu yang menyakiti, sesuatu yang salah, atau sesuatu yang sia-sia. Individu juga mesti menyadari situasi di hadapannya, besar kapasitas dirinya, dan hal-hal di luar kuasanya.
Contohnya, jika seseorang berlarut-larut merasa sedih selama berbulan-bulan, maka sebaiknya ia tidak menggunakan afirmasi positif “Wajar saja saya bersedih,” sebab yang ia butuhkan untuk bangkit adalah “Saya sudah melakukan yang terbaik,” atau “Saya bisa bangkit,” atau “Saya berhak untuk peduli pada diri sendiri,”
Individu juga harus menyadari dan mengakui perasaannya sendiri, alih-alih menyangkal dan akhirnya memberikan afirmasi yang salah pada dirinya sendiri.
Itulah sekilas tentang afirmasi positif untuk diri sendiri yang bermanfaat untuk bangkit dari kekalutan. (NKK)