Namun lagi-lagi, cobaan lain datang kembali. Pasukan Jepang mendarat di Surabaya pada 1942, dan dalam waktu singkat, Seeng Tee ditangkap dan diangkut ke Jawa Barat untuk kerja paksa. Sementara pabriknya dipaksa untuk memproduksi rokok untuk tentara Jepang.
Tak diketahui ke mana perginya harta dan aset milik keluarga dan perusahaannya. Ketika Indonesia merdeka dan pasukan Jepang akhirnya pergi, yang tersisa bagi Seeng Tee hanyalah keluarganya sendiri dan merek dagang Dji Sam Soe.
Sekali lagi, Seeng Tee berupaya membangkitkan usahanya dari nol. Perlahan tapi pasti, pelanggan kembali berdatangan, dan Sampoerna kembali bangkit di bawah kendali Seeng Tee.
Seeng Tee meninggal dunia pada 1956. Sebenarnya, HM Sampoerna sekali lagi mengalami kendala yang nyaris membangkrutkan perusahaan sepeninggalan Seeng Tee. Namun bisnis ini berhasil dipertahankan, bahkan dikembangkan lebih pesat lagi oleh anak cucunya.
Itulah cerita inspiratif tentang pantang menyerah yang menarik dari pendiri HM Sampoerna, yang enggan menyerah meskipun telah menjalani banyak cobaan berat dalam hidupnya. (NKK)