Sakamoto Kurozu telah berhasil bertahan dengan mengganti nasi dengan ubi jalar untuk sementara waktu. Saat ini dari dari delapan bisnis kurozu Sakamoto adalah salah satu yang terbaik. Harga jualnya bisa dua kali lipat lebih mahal dari cuka yang diproduksi secara massal.
Sakamoto juga menjadi salah satu yang terbesar yaitu seluas 35.000 meter persegi yang setara dengan enam lapangan sepak bola Amerika. Akihiro Sakamoto adalah generasi ke enam yang menjalankan bisnis keluarganya
Sakamoto Kurozu membeli keramik toples dari tembikar Chin Jukan selama 200 tahun terakhir dan barang-barang tersebut bertahan selama berabad-abad dan perusahaan ini masih memiliki sekitar 1.000 toples keramik asli. Chin Jukan merupakan pembuat tembikar generasi ke-15 yang menjalankan bisnis keluarga berusia 420 tahun.
Rumah produksi ini juga menerima sertifikat dari pemerintah Jepang, menandakan bahwa Sakamoto adalah salah satu produsen cuka hitam tradisional paten di Jepang. Tidak semua produsen bisa membuat kurozu, sebab proses pembuatannya membutuhkan suhu tertentu, dan ketepatan suhu ini hanya bisa didapati di area tempat Sakamoto berproduksi.
Sakamoto juga tidak mungkin melakukan ekspansi untuk memperluas tempat penyimpanan toples tembikar, sebab tidak ada lagi lahan datar tersisa. Toples-toples fermentasi kurozu, tidak bisa ditempatkan di lahan-lahan miring.