Sehingga, bagi perbankan, kenaikan suku bunga bisa merugikan dan menguntungkan secara bersamaan. Rugi sebab bunga deposito yang mesti dibayarkan meningkat, untung sebab bunga pinjaman berjalan yang harus dibayarkan nasabah juga meningkat.
Namun demikian, kenaikan suku bunga pinjaman juga meningkatkan risiko kredit macet. Sementara bagi saham-saham properti dan otomotif, akan menerima dampak terutama pada segi penjualan.
Apakah masih ada instrumen investasi yang bisa bikin cuan saat suku bunga naik? Dikutip dari DBS Treasure (24/10), suku bunga deposito yang menarik dapat menarik minat para penabung.
Sehingga, investor dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan modalnya untuk berinvestasi pada obligasi berkualitas dengan harga pasar yang menguntungkan. Rata-rata bunga deposito berpotensi naik secara bertahap, dan yield obligasi bakal makin menarik.
Buktinya, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik dari 6,81% menjadi 7,16% pada 20 Oktober, tak lama setelah bank sentral mengumumkan kenaikan suku bunga acuan. Dalam investasi obligasi, yield menjadi salah satu tolok ukur imbal hasil selain kupon.