Diungkapkan Sri Mulyani, perubahan besar terlihat pada Maret dari semua sisi indeks ekonomi, baik konsumsi, tendensi bisnis, dan ritel menunjukkan tren penurunan. Dimana kewaspadaan pemerintaan terus ditingkatkan untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar.
"Penurunan cenderung makin tajam, terutama pada akhir Februari dan Maret. Ini membuat kewaspadaan kita meningkat pada April karena pandemik virus ini masih terjadi," jelasnya
Meluasnya pandemi Covid-19 diberbagai negara, dana asing yang keluar dari RI senilai Rp33,7 triliun. Kemudian pada Februari 2020 juga naik hingga puncaknya pada Maret 2020 mencapai Rp126,8 triliun aliran modal asing yang keluar.
“Optimisme pasar telah runtuh oleh COVID19 sehingga investor menarik dana investasinya untuk sementara dari negara berkembang salahsatunya Indonesia. Bahkan, akibat hal ini beberapa negara sempat meminta bantuan kepada IMF,” pungkas Sri Mulyani. (*)