Lebih lanjut, Mario menjelaskan bahwa, sisa anggaran belanja modal tahun ini akan digunakan untuk perawatan tanaman belum menghasilkan, memperbarui unit transportasi milik perseroan yang sudah cukup tua dan berusia di atas 10 tahun, serta untuk perawatan infrastruktur perseroan.
“Termasuk memperbarui mesin-mesin baru yang sudah tua,” ujarnya.
Berdasarkan kinerja keuangan, emiten perkebunan sawit ini membukukan laba bersih sebesar Rp 809,3 miliar di semester I 2022 atau naik 24,66 persen dari sebelumnya Rp649,3 miliar.
Pendapatan perseroan juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,2 persen menjadi Rp10,96 triliun dari sebelumnya Rp10,83 triliun. Sementara itu, pada enam bulan pertama tahun ini, AALI mengalami penurunan produksi di setiap lini produknya yakni, produksi tandan buah segar (TBS) turun 12,1 persen menjadi 1,96 juta ton, dan produksi CPO turun 15,8 persen menjadi 638 ribu ton.
(DES)