Tidak Seheboh SINI dan MINA
Lantaran masih berjuang memperbaiki kinerja keuangan, apalagi masih masuk ke dalam efek pemantauan khusus, saham BUVA tidak merespons positif masuknya Hapsoro, tidak seperti saat pengusaha yang minim terekspos pemberitaan media tersebut masuk ke SINI dan MINA pada tahun lalu.
Harga saham SINI sempat meroket hingga batas auto rejection atas (ARA) 25 persen berjilid-jilid pada Akhir November 2022 seiring Hapsoro dan kongsi, lewat PT Basis Energi Prima, PT Autum Prima Indonesia, dan Batubara Development Pte. Ltd. mengambil alih SINI lewat transaksi pada 17 November 2022 dan 22 November 2022 lewat transaksi di pasar negosiasi.
Bahkan, sejak 21 November 2022 hingga 28 Februari 2023, saham SINI sempat meroket 1.090 persen dari harga Rp220-an ke Rp2.600 per saham.
Meskipun, semenjak itu, saham SINI anjlok 49 persen ke Rp1.340 per saham per 31 Juli 2023.
Mirip dengan SINI, saham MINA juga sempat ARA beruntun mulai dari 30 November 2022 hingga awal Desember 2022.
Bahkan, MINA yang sering nyender atau berdiam di level gocap atau Rp50 per saham sejak 2020 lalu sempat melambung ke Rp94 per saham pada 3 Januari 2023 sebelum akhirnya kembali kerap tertidur di gocap sejak April lalu.
Hapsoro, melalui PT Basis Utama Prima atau dikenal dengan Basis Investment, menjadi pemegang saham terbesar di MINA (45,71%) per data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 30 Juni 2023.
Sebelum ramai-ramai soal SINA dan MINA, perusahaan Happy lainnya, RAJA juga sempat menjadi perhatian pelaku pasar usai reli kenaikan yang tinggi.
Harga saham emiten distributor gas alam tersebut mengalami lonjakan signifikan mulai Juli 2022 hingga sempat menyentuh Rp1.200 per saham pada September, November 2022, dan Mei 2023. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.