"Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi. Optimisme tersebut yang terus kami selaraskan dengan demand dan tren pergerakan penumpang yang semakin meningkat," ungkap Irfan, Rabu (13/7/2022).
Menurutnya, 2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda. Lantaran perusahaan melakukan berbagai langkah strategis, salah satunya memperoleh homologasi dari kreditur. Irfan mencatat berbagai langkah strategis yang terus diakselerasikan perusahaan di tahun ini dapat mendorong kinerja korporasi.
"Tidak dapat dipungkiri dengan tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari 2 tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional di tahun 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia," tutur dia.
Melalui laporan keuangan (audited) 2021, Garuda Indonesia secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD 11,33 miliar, turun 10,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha pada 2020 lalu. Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD 1,04 miliar.