Lalu, penerbangan tidak berjadwal sebesar USD 88,05 juta dan pendapatan lainnya sebesar USD 207 juta. Selain itu, sepanjang tahun lalu, Garuda secara group mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03 persen menjadi USD 2,6 miliar jika dibandingkan periode yang sama 2020 lalu.
Adapun sajian laporan keuangan (audited) 2021 ini mendapatkan predikat atau opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) dengan penekanan mengenai jelangsungan usaha yang diberikan oleh auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang merupakan bagian dari PwC Indonesia.
Terlepas dari tekanan kinerja usaha yang dicatatkan pada 2021 lalu, secara fundamen operasional Garuda berhasil meningkatkan sejumlah catatan kinerja operasi diantaranya melalui angkutan kargo group tercatat meningkat sebesar 20,38 persen dibandingkan pada periode yang sama di 2020.
Hal tersebut turut menunjang peningkatan proporsi pendapatan kargo pada total pendapatan usaha Garuda yang berada di kisaran 24,85 persen dibandingkan dengan pendapatan kargo 2020 sebesar 17,74 persen. Pendapatan kargo tersebut juga termasuk di dalamnya pendapatan angkutan freighter yang menjadi salah satu bentuk diversifikasi usaha Perusahaan dalam menjaga arus kas operasional Garuda Indonesia.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu Garuda juga telah melayani sedikitnya 2.221 penerbangan charter, atau mengalami peningkatan sebesar 27,21 persen dibandingkan dengan 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter.
Hal ini menjadi salah satu faktor positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukan pertumbuhan menjanjikan kedepannya. (FRI)