Bahkan, Alfred menjelaskan, kondisi perusahaan dengan modal kerja negatif juga lebih berisiko default.
Meski manajemen mengklaim mendapat dukungan dari PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha, namun risiko default tetap membayangi dan relatif lebih besar dibanding dengan perusahaan dengan modal kerja positif.
Sedangkan risiko kedua, disebut Alfred, terdapat risiko pendanaan operasional yang harus dihadapi PGEO menyusul kas yang idle.
"Modal kerja negatif juga dapat mempersempit perseroan dari sisi operasional, sehingga pergerakan PGEO untuk menjalankan bisnis atau ekspansi menjadi terbatas," ungkap Alfred.
Sementara risiko ketiga, lanjut Alfred, adalah persepsi negatif dari para stakeholder, sehingga berpotensi memberikan sentimen buruk terhadap pelaku pasar.