"Kenapa dianggap brutal, karena ternyata Stoxx Europe 600 turun 12 persen. Yang artinya terjelek sejak 2018, bahkan lebih jelek lagi dibanding pandemi 2021," paparnya.
"Euro zone tahun baru ini masuk kelesuan yang berat, sementara BoE sudah mengatakan ekonomi Inggris akan masuk, istilahnya resesi yang berkepanjangan. Itulah suasana mencekam di Eropa," tutur Mahendra.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan pasar modal Indonesia yang justru glowing di tengah gejolak ketidakpastian global.
"Kita patut bersyukur di tengah gejolak ketidakpastian di Eropa dan banyak negara di global, kinerja perekonomian Indonesia dan cerminan pasar modal Indonesia 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja positif, bagkan terbaik dibanding ASEAN dan Asia secara umum," jelasnya.