IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung melemah pada Selasa (29/7/2025), seiring investor mencermati perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Menurut data pasar, hingga pukul 09.34 WIB, Indeks Nikkei 225 turun 0,85 persen ke bawah level 40.700, sementara indeks Topix yang lebih luas tergerus 0,96 persen, mencatat penurunan untuk hari ketiga berturut-turut.
Shanghai Composite juga terkoreksi 0,18 persen, Hang Seng Hong Kong berkurang 1,03 persen, ASX 200 Australia terdepresiasi 0,26 persen, dan STI Singapura turun 0,59 persen.
Berbeda, KOSPI Korea Selatan naik 0,28 persen.
Sentimen positif dari kesepakatan dagang terbaru mulai memudar, dengan fokus investor kini bergeser ke pembicaraan dagang antara AS dan China yang berlangsung di Stockholm.
Perhatian juga tertuju pada pekan sibuk laporan keuangan di dalam negeri, dengan sejumlah perusahaan besar seperti Advantest, Keyence, Tokyo Electron, Nintendo, ANA Holdings, dan Japan Airlines dijadwalkan merilis kinerjanya.
Saham teknologi memimpin pelemahan, dengan penurunan tajam pada Disco (-1,4 persen), Lasertec (-4,9 persen), dan Hitachi (-1,4 persen). Saham-saham unggulan lainnya yang juga melemah antara lain Mitsubishi Heavy (-1,3 persen), Nomura Research (-1,7 persen), dan Toyota Motor (-1,6 persen), semakin menekan pasar secara keseluruhan.
Sementara itu, indeks global MSCI yang mencakup saham dari 47 negara turun 2,78 poin atau 0,30 persen menjadi 938,48 pada Senin. Penurunan ini terjadi di tengah aksi ambil untung menyusul serangkaian rekor penutupan yang dicatat sebelumnya.
Pelemahan euro, aksi jual pada obligasi pemerintah AS, dan melemahnya saham global mencerminkan sikap hati-hati investor terhadap kesepakatan dagang baru antara AS dan Uni Eropa (UE).
Dalam kesepakatan tersebut, AS akan mengenakan tarif impor sebesar 15 persen atas sebagian besar produk UE, sementara UE berencana menginvestasikan USD600 miliar di AS dan membuka sejumlah sektor pasarnya.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut kesepakatan ini sebagai yang terbaik yang bisa dicapai oleh UE. Namun, beberapa negara anggota mengeluhkan bahwa kesepakatan ini terlalu menguntungkan Washington.
"Kalau dilihat secara menyeluruh, Eropa menyerahkan banyak hal, sementara AS hampir tak mengorbankan apa pun," ujar Kepala Manajer Portofolio di Natixis Investment Managers Solutions, Jack Janasiewicz, dikutip Reuters.
Ia menambahkan bahwa antusiasme investor terhadap kesepakatan tersebut memudar setelah mencermati rincian dan mempertanyakan bagaimana UE akan memenuhi kewajiban belanjanya untuk sektor pertahanan dan energi AS.
Di Wall Street, indeks S&P 500 nyaris tak bergerak tetapi tetap mencetak rekor keenam berturut-turut, naik tipis 1,13 poin atau 0,02 persen ke level 6.389,77.
Nasdaq Composite juga mencetak rekor baru dengan kenaikan 70,27 poin atau 0,33 persen ke 21.178,58. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average turun 64,36 poin atau 0,14 persen ke 44.837,56, masih berada di bawah rekor tertinggi yang dicapai awal Desember lalu.
Di kawasan Eropa, indeks STOXX 600 ditutup melemah 0,22 persen, sementara indeks FTSEurofirst 300 turun 0,15 persen. (Aldo Fernando)