sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Rebound setelah Tekanan Valuasi

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
06/11/2025 10:10 WIB
Bursa saham di Asia menguat pada Kamis (6/11/2025), membalikkan aksi jual tajam sehari sebelumnya, setelah data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan.
Bursa Asia Rebound setelah Tekanan Valuasi. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Rebound setelah Tekanan Valuasi. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham di Asia menguat pada Kamis (6/11/2025), membalikkan aksi jual tajam sehari sebelumnya, setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan kembali menarik minat investor di pasar yang tengah bergerak mendekati rekor tertinggi.

Menurut data pasar, indeks Nikkei Jepang naik 1,5 persen setelah sempat turun 2,5 persen pada Rabu. Kospi Korea Selatan juga melompat lebih dari 2 persen di awal perdagangan, setelah merosot 2,85 persen pada sesi sebelumnya. Sementara itu, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,32 persen.

Lebih lanjut, Shanghai Composite terkerek 0,83 persen, Hang Seng Hong Kong tumbuh 1,44 persen, ASX 200 Australia naik 0,23 persen, dan STI Singapura mendaki 0,98 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS mempertahankan kenaikan semalam, seiring pelaku pasar memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) bulan depan, yang pada gilirannya menjaga dolar tetap kokoh di dekat level tertinggi lima bulan.

Data Rabu menunjukkan aktivitas sektor jasa AS naik ke level tertinggi dalam delapan bulan pada Oktober, seiring pesanan baru meningkat solid. Sementara itu, penggajian sektor swasta naik 42.000, melampaui ekspektasi pasar.

"Kami sebenarnya tidak terlalu khawatir soal pasar tenaga kerja," ujar Kepala Investasi Multi-Aset Asia Schroders, Keiko Kondo, dikutip Reuters.

Menurut dia, kondisi pasar masih ketat, perusahaan tampaknya lebih banyak berinvestasi pada teknologi, bukan menambah tenaga kerja maupun melakukan PHK. "Cara kerja ekonomi dan pasar tenaga kerja mungkin memang sedikit berubah," katanya.

Sentimen tersebut membantu mendorong kenaikan Wall Street semalam, seiring kekhawatiran atas valuasi saham teknologi yang dinilai sudah mahal mulai mereda, ditambah laporan kinerja perusahaan yang solid kembali meningkatkan selera risiko investor.

Meski aksi jual di Asia sehari sebelumnya cukup tajam akibat kekhawatiran valuasi yang dianggap terlalu tinggi, sebagian pelaku pasar menilai koreksi tersebut tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

“Saya kira pasar masih cukup sehat, namun memang sudah waktunya terjadi sedikit penyesuaian,” ujar Kondo.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terakhir berada di 4,1474 persen, sementara imbal hasil dua tahun tercatat di 3,6192 persen.

Departemen Keuangan AS juga menyatakan akan mempertahankan ukuran lelang obligasi untuk beberapa kuartal ke depan. Namun, pihaknya mulai mempertimbangkan kenaikan pada periode selanjutnya, sebuah faktor yang menambah tekanan kenaikan pada imbal hasil jangka panjang.

Dolar AS masih bergerak dekat level tertingginya dalam lebih dari lima bulan, meski Kamis pagi sedikit melemah. Rilis data ekonomi AS yang kuat membuat pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember berada di kisaran 60 persen, turun dari sekitar 70 persen awal pekan ini.

"Peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember terus menyusut," kata Jose Torres, Ekonom Senior di Interactive Brokers. Ia menambahkan, keterbatasan rilis data akibat penutupan sebagian pemerintah AS juga ikut menopang penguatan dolar. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement