Aktivitas perdagangan masih sepi menjelang libur Tahun Baru 2025, dengan agenda data ekonomi yang minim pekan ini. China dijadwalkan merilis survei PMI manufaktur pada Selasa, sementara AS akan merilis survei ISM untuk Desember pada Jumat.
Investor memproyeksikan pertumbuhan laba per saham sebesar 10 persen pada 2025, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan 12,47 persen yang diperkirakan pada 2024, menurut data LSEG.
Namun, imbal hasil obligasi 10 tahun AS mendekati level tertinggi delapan bulan di 4,631 persen dan diperkirakan mengakhiri tahun sekitar 75 basis poin lebih tinggi dibandingkan awal tahun, meskipun Federal Reserve (The Fed) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 100 basis poin.
"Kenaikan imbal hasil obligasi yang terus berlanjut, didorong oleh penyesuaian ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang kurang ketat, menimbulkan kekhawatiran," ujar analis strategi di broker Pepperstone Quasar Elizundia.
"Kemungkinan bahwa The Fed akan mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama dari yang diperkirakan dapat membatasi pertumbuhan laba korporasi pada 2025, yang pada akhirnya memengaruhi keputusan investasi."