Sampai saat ini, investor masih bergulat soal bagaimana beradaptasi dengan pasar menyusul meningkatnya volatilitas di tengah pengetatan kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat untuk meredam inflasi.
“Federal Reserve AS perlu berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan. Langkah Fed tidak boleh terjadi terlalu cepat, jika tidak itu berisiko mengganggu rebound pertumbuhan ekonomi dan dapat menyebabkan 'taper tantrum' kata Analis AMP Capital dan seorang ekonom senior, Diana Mousina, dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (10/1/2022).
Inflasi AS dinilai bakal lebih banyak menghadirkan volatilitas di bursa menyusul langkah kenaikan suku bunga. Sejumlah pejabat Fed, termasuk Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Presiden Fed City Esther George, Presiden Fed St. Louis James Bullard, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker, Presiden Fed Chicago Charles Evans, dan Presiden Fed New York John Williams bakal berpidato pada sepekan ini.
Sementara itu, Gubernur Fed Jerome Powell dijadwalkan akan hadir dalam pertemuan dengan Komite Perbankan Senat AS pada Selasa depan (11/1), sedangkan sidang untuk Lael Brainard, calon wakil Powell bakal berlangsung pada Kamis (13/1).
Dari sisi data, China akan merilis indeks harga konsumen dan produsen pada Rabu depan (12/1), sementara AS bakal merilis indeks harga konsumennya di hari yang sama. Investor juga masih terus mencerna laporan pekerjaan AS yang belakangan ini dirilis, mencakup data non-farm payrolls, yang diumumkan pekan lalu. (TYO)