Ini menjadi semakin krusial seiring dengan pelemahan indeks dolar AS (DXY) serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Posisi cadangan devisa Indonesia dinilai mencukupi karena mampu membiayai 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor termasuk pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Jumlah tersebut jauh di atas standar kecukupan internasional sebesar tiga bulan, menandakan kuatnya bantalan likuiditas eksternal Indonesia.
“Stabilitas ini memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk terus menjaga kestabilan rupiah lewat intervensi yang terukur, tanpa mengganggu keberlanjutan cadangan devisa,” tulis riset tersebut.
Meskipun ada tekanan dari indikator-indikator domestik seperti penurunan PMI manufaktur dan tanda-tanda koreksi harga komoditas, cadangan devisa tetap tangguh berkat surplus neraca perdagangan yang masih solid.