Tidak hanya tiga logam tersebut, jelas analis UOB, harga emas juga bisa naik menjadi USD2.500/troy ons pada akhir 2024 dan USD2.600/troy ons pada akhir 2025 karena ketidakpastian politik global seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel baru-baru ini.
UOB pun menyebut, sejumlah emiten komoditas yang akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga logam baru-baru ini.
“Kami pikir saham komoditas logam akan mendapatkan keuntungan jika kenaikan harga logam baru-baru ini terus berlanjut,” jelas analis UOB Limartha Adhiputra, dikutip IDXChannel.com, Kamis (18/4).
Sejumlah nama yang dimaksud adalah emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Kemudian, emiten tembaga PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan MDKA.
Tidak ketinggalan, emiten pertambangan emas AMMN, MDKA, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).