IDXChannel - Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan dipandang akan memberi angin segar bagi sejumlah sektor sekaligus memperkuat prospek rupiah menuju akhir 2025.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, keputusan BI untuk memangkas suku bunga akan memberikan dampak yang berbeda pada tiap sektor.
“Perbankan dengan high sensitive rate serta properti akan menjadi sektor yang paling sensitif,” ujar Michael, Kamis (21/8/2025).
Ia menambahkan, efek pengganda dari kebijakan ini juga akan merembet ke sektor lain. “Multiplier effect ke depan akan lebih banyak seperti consumer goods dan retailers,” katanya.
Sementara, menurut riset Sucor Sekuritas, BI memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga dua kali pada paruh kedua 2025.
Konsensus pasar sendiri menilai The Fed baru akan menurunkan suku bunga pada rapat FOMC September.
Menurut Sucor, langkah BI tersebut berpotensi memperkuat nilai tukar rupiah hingga akhir tahun di kisaran Rp15.500 per USD. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun diproyeksikan turun ke level 5,50 persen.
Kebijakan fiskal dalam negeri juga menjadi sorotan. “Kami menilai, kebijakan anggaran Indonesia yang berpadu dengan kondisi ekonomi global yang cenderung melemah masih mendukung arah pelonggaran suku bunga,” ujar Co-Head Fixed Income Asia (di luar Jepang) PineBridge Investments, Omar Slim, dikutip Reuters.
“Dengan inflasi yang relatif jinak, selama rupiah mampu mempertahankan penguatan, kami memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan tetap bernuansa dovish pada kuartal IV-2025,” kata Ekonom Senior DBS Radhika Rao.
“Otoritas moneter juga akan mendorong transmisi dari total pemangkasan suku bunga sebesar 100 basis poin yang telah dilakukan sejauh ini,” imbuh Radhika.
Sebelumnya, BI menurunkan suku bunga acuan 7 sebesar 25 basis poin menjadi 5,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (20/8) sore, sebagai langkah memperkuat dukungan ekonomi dalam negeri di tengah ketidakpastian global.
Menurut catatan Reuters, ini menjadi pemangkasan kelima sejak September dan membawa suku bunga ke level terendah sejak akhir 2022.
Dari 29 ekonom yang disurvei Reuters, hanya lima yang memperkirakan pemangkasan. Sebagian besar lainnya menduga BI akan mempertahankan suku bunga.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini diambil berdasarkan asesmen menyeluruh, terutama seiring inflasi yang lebih rendah.
“Dengan mendasarkan asesmen, proyeksi, dan berbagai arah ke depan, RDG BI pada 19 dan 20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen,” kata Perry dalam pengumuman hasil RDG BI periode Februari di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Suku bunga Deposit Facility juga turun 25 bps menjadi 4,25 persen, demikian juga suku bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,75 persen
Perry menuturkan keputusan penurunan suku bunga BI Rate ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 di kisaran 2,5-1 persen.
"Juga terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian," katanya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.