Kendati saham emiten di atas menghijau, saham beberapa emiten lainnya justru terkontraksi. Menurut data BEI pada periode yang sama, TINS dan ANTM yang masing-masing sahamnya merosot sebesar 4,47 persen dan 9,78 persen.
Adapun saham SLIS mengalami kontraksi terdalam, yakni anjlok hingga 71,50 persen sepanjang tahun 2022.
Potensi Industri EV ke Depan
Industri EV diproyeksikan akan tumbuh pesat kedepannya. Melansir riset Natixis pada 7 September 2022 bertajuk “Welcome to the Golden Age of Electric Vehicles in Asia”, negara-negara Asia punya posisi yang baik dalam produksi EV termasuk komponen pendukungnya.
Dalam riset tersebut disebutkan, baterai menjadi jantung dari produksi EV yang menyumbang 40 persen dari biaya produksi. Dengan demikian, industri pembuatan baterai kendaraan listrik termasuk produsen komponennya seperti nikel juga bakal kecipratan cuan dari potensi ini.
“Seiring dengan pertumbuhan permintaan EV yang pesat, kapasitas aki mobil yang terpasang telah berlipat ganda sejauh ini pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang kuat dan didominasi oleh perusahaan-perusahaan Asia,” tulis riset tersebut.