IDXChannel - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) mengumumkan kondisi force majeure atau kahar atas kontrak LNG perseroan dengan Gunvor Singapore Pte Ltd. Perusahaan gas Singapura itu disebut menolak alasan force majeure yang disampaikan perseroan.
Corporate Secretary PGAS, Rachmat Hutama menjelaskan tentang kondisi kahar yang sedang dialami perseroan terkait kontrak LNG dengan Gunvor.
"Sampai dengan tanggal pelaporan (23/11), Pertamina belum mengalihkan novasi bisnis LNG ke perseroan dikarenakan adanya keadaan tidak terduga dan di luar kendali perseroan," ungkapnya dalam pemberitahuan tanggapan atas permintaan penjelasan Bursa, seperti dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, Jumat (24/11).
Rachmat mengaku, perseroan belum dapat menyampaikan timeline pengalihan bisnis LNG Pertamina ke perseroan.
"Saat ini, perseroan sedang melakukan upaya terbaik untuk menyelesaikan force majeure termasuk melakukan koordinasi dengan Pertamina terkait progres novasi LNG dari Pertamina ke PGN," paparnya.
Lebih jauh diakui Rachmat, Gunvor sendiri telah menyampaikan tanggapan atas kondisi force majeure yang dialami perseroan. Karena, sambungnya, kendala pengiriman kargo LNG kepada Gunvor tidak kurang dari beberapa bulan pada 2024.
"Intinya (Gunvor) tidak sependapat dengan klaim force majeure yang diajukan perseroan. Namun perseroan masih melakukan koordinasi dengan Gunvor untuk memutakhirkan perkembangan atas
kondisi force majeure," jelas dia.
Menurutnya, sebagaimana umumnya pada perjanjian, apabila terdapat kondisi force majeure, maka dimungkinkan terdapat potensi tuntutan hukum.
"Namun sampai dengan saat pelaporan, perseroan tidak dapat mengonfirmasi apakah Gunvor akan melakukan tuntutan hukum," tegas Rachmat.
Selain itu, kata Rachmat, PGN saat ini belum dapat menyampaikan dampak jangka panjang atas kondisi force majeure dan masih berupaya mencari jalan terbaik atas penyelesaian force majure.
Saham PGAS siang ini terpantau berada di zona merah dengan pelemahan 0,87 persen ke level 1.135. Saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu diperdagangkan pada rentang harga Rp1.130 sampai Rp1.150 per saham.
(FAY)