IDXChannel - Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) Destiawan Soewardjono resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyelewengan penggunaan dana PT Waskita Beton Precast. Destiawan kini ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung.
Di tengah kasus Bos Waskita Karya yang terus bergulir, saham WSKT hari ini (2/5) terpantau sudah menyentuh ARB (Auto Rejection Bawah). Saham WSKT terjun bebas 6,96 persen ke 214 hingga pukul 11.48 WIB.
Dari data RTI Business, pada pembukaan perdagangan Selasa, saham WSKT stagnan di level 230 atau sama seperti penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham WSKT diperdagangkan pada rentang harga Rp214-240 per saham. Volume perdagangan sebesar 24,54 juta dengan nilai transaksi Rp5,30 miliar dan frekuensi 2.246 kali.
Menilik laporan keuangan kuartal I yang dirilis di Keterbukaan Informasi BEI, WSKT masih membukukan rugi pada tiga bulan pertama ini.
Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan pada kuartal I ini sebesar Rp374,93 miliar. Jumlah tersebut sebetulnya menciut atau turun 54,86 persen dibanding kuartal I-2022 yang sebesar Rp830,64 miliar.
Itu karena rugi periode berjalan pada tiga bulan pertama 2023 juga menyusut menjadi Rp395,36 miliar dari sebelumnya di periode yang sama 2022 sebesar Rp967,71 miliar.
Pendapatan usaha perseroan mengalami penurunan tipis sebesar 0,6 persen menjadi Rp2,73 triliun di akhir Maret ini dari Rp2,75 triliun pada akhir bulan ketiga tahun lalu.
Hanya saja beban pokok pendapatan menyusut dalam tiga bulan ini menjadi Rp2,33 triliun dari sebelumnya Rp2,42 triliun. Pun dengan beban keuangan dari Rp980,93 miliar menjadi Rp703,97 miliar pada kuartal I 2023.
Sedangkan total nilai liabilitas pada kuartal I ini tercatat sebesar Rp84,38 triliun atau naik dari posisi 31 Desember 2022 yang sebesar Rp83,99 triliun. Untuk ekuitas justru susut dari Rp14,24 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp13,85 triliun pada 31 Maret ini.
Sedangkan nilai aset pada tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp98,22 triliun atau turun tipis dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp98,23 triliun.
(FAY)