Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 3 juta unit rumah per tahun. Program ini merupakan salah satu inisiatif utama untuk mengatasi kesenjangan perumahan di Indonesia, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Untuk 2025, pemerintah menargetkan kuota FLPP 2025 naik ke 350.000 unit dengan nilai lebih dari Rp 30 triliun. Ditambah insentif PPN 100 persen hingga Desember 2025, sektor rumah subsidi diprediksi akan terus menjadi daya Tarik yang tinggi.
Lebih jauh, Kementerian Keuangan juga telah mencairkan dana jumbo Rp200 triliun melalui bank Himbara (Mandiri, BRI, BTN, BNI) untuk mendukung program Kredit Pemilikan Rumah (KPR), khususnya segmen subsidi. Aliran dana ini akan mempercepat penyaluran pembiayaan ke masyarakat, sekaligus membuka peluang penjualan lebih besar bagi pengembang rumah subsidi seperti GRIA.
Indrawijaya menilai, GRIA juga tidak hanya membangun rumah, tetapi juga mengusung konsep green & sustainable housing. Perusahaan menghadirkan instalasi water treatment plant untuk pasokan air bersih, waste management system bekerja sama dengan WTW (Waste to Wealth), serta penyediaan ruang terbuka hijau dan konsep smart home.
Harga saham GRIA juga melonjak hingga 7,09 persen ke level Rp151. Jjika dihitung sejak awal 2025, kenaikan saham menyentuh 52,53 persen.