"Jadi sebenarnya yang perlu diributkan adalah kenapa (PGE) IPO. IPOnya oke saja. Tapi kenapa dalam IPO itu sahamnya (PGE) dijual murah?" ujar Adler, Sabtu (18/2/2023).
Sebelumnya, telah disampaikan bahwa dalam proses IPO kali ini, PGE bakal melepas sedikitnya 10,35 miliar (25 persen) sahamnya ke publik, dengan harga penawaran sebesar Rp820 hingga Rp945 per saham.
Kisaran harga penawaran itu menurut Adler terlampau murah bila dibandingkan dengan kondisi keuangan dan potensi bisnis yang dimiliki oleh PGE, yang notabene merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) di bidang panas bumi.
Klaim bahwa harga penawaran PGE tersebut terlalu murah, didasarkan Adler pada fakta proses IPO Krakatau Steel yang dilakukan pada November 2020 silam, di mana harga sahamnya seketika menjulang dalam beberapa hari pasca listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"(Kenaikan harga saham Krakatau Steel) Karena memang terlalu murah, sehingga beberapa hari langsung naik karena kembali ke harga wajar. Dan kenyataannya, semua (BUMN) yang IPO harga(saham)nya pasti (terlalu) murah," keluh Adler.