Fahri menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 30 hingga 40 juta rumah keluarga dengan berbagai permasalahan. Di pedesaan, banyak orang memiliki rumah namun dengan kondisi tidak layak, karena tidak teratur/rapi, kurang sanitasi, dan dihuni terlalu banyak orang. Sedangkan di kota, rumah bertumpuk tak teratur dan menjadi sumber polusi yang masif.
"Pemerintah melalui Kementerian PKP akan mendorong system side ekonomi kita supaya pembangunan rumah tidak terlalu memikirkan pasar," ujar Fahri.
Dikatakan Fahri, pemerintah akan menjamin dan mengkonsolidasi dukungan yang dibutuhkan termasuk pembiayaan dan ketersediaan tanah dan berbagai skema dan perizinan yang dipermudah.
Selain itu, pemerintah juga akan membantu untuk ketersediaan bahan bangunan, termasuk bata interlock presisi, tidak hanya untuk rumah tapak tapi juga hunian vertikal.
"SIG harus terus fokus pada peluang blue ocean untuk mendukung proyek Pemerintah, perkuat ekosistemnya, karena solusi ini adalah masa depan pembangunan rumah kita di Indonesia," ujar Fahri.
Setelah memperkenalkan Rumah Contoh Bata Interlock Presisi tipe 36 di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Agustus lalu, SIG juga menghadirkan Rumah Contoh Bata Interlock Presisi tipe 36 dan tipe 57 di Bambu Apus, Jakarta Timur.