Bagaimana dengan Tahun Ini?
Sementara, saham-saham emiten ritel lainnya juga turut bertumbuh sepanjang 2023, seperti LPPF dan AMRT yang sahamnya masing-masing naik hingga 7,37 persen dan 4,53 persen.
Selain itu, saham emiten konsumen, MYOR turut melesat hingga 6,80 persen sepanjang 2023. (Lihat grafik di bawah ini.)
Berbeda nasib dengan emiten yang telah disebutkan di atas, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) justru mencatatkan kinerja yang terkoreksi secara YTD.
Melansir data BEI per Jumat (3/3), saham UNVR ambles hingga 13,62 persen di periode ini. Anjloknya harga saham emiten konsumen ini seiring dengan merosotnya laba bersih perusahaan pada 2022.
Melansir laporan keuangan emiten, UNVR hanya mngantongi laba bersih sebesar Rp5,36 triliun yang mana merosot 6,83 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,75 triliun.
Padahal, penjualan bersih perseroan tercatat naik 4,23 persen menjadi Rp41,21 triliun dari sebelumnya sebesar Rp39,54 triliun.
Meski demikian, pemain-pemain konsumen hingga ritel masih punya potensi mengalami kenaikan harga saham ditopang oleh sentimen dari bulan ramadan hingga perayaan lebaran pada bulan April mendatang.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.