Emiten tersebut diantaranya PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), yang berpotensi delisting seperti PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY), dan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA).
Indeks sektoral dengan kinerja terburuk lainnya adalah IDX Sector Basic Materials dengan koreksi 18,35%. Sektor barang baku ini berisi emiten yang bergerak di bidang barang kimia, material konstruksi, produk kayu dan kertas.
Jika dilihat dari market cap penopang indeks ini, ada saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang terdepan dengan Rp181.674 triliun. Penurunan saham TPIA juga cenderung terbatas dari Rp2.560 di Januari, menjadi Rp2.100 di Juni 2023.
Selanjutnya ada emiten industri pertambangan nikel produsen electronic vehicle (EV) yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Market cap MBMA masih tercatat Rp87.476 triliun, namun harga sahamnya turun dari Rp955 di Januari menjadi Rp810 di akhir Juni.
Kemudian menyangkut sentimen lain di industri pertambangan nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga mengalami hal serupa. Meski market cap INCO masih Rp62.599 triliun, saham Vale juga koreksi dari Rp7.750 di Januari menjadi Rp6.300 per saham di Juni 2023.