Di sisi lain, aktivitas-aktivitas penerbitan efek juga dipermudah dan lebih ringkas akibat adanya digitalisasi. Bahkan aktivitas penerbitan efek bisa dipangkas menjadi hitungan hari dari saat ini yang membutuhkan setidaknya 3 bulan.
Di era digitalisasi, instrumen yang diperdagangkan di bursa tak lagi bersifat jangka panjang (seperti saham dan obligasi) tapi juga jangka pendek (commercial paper dan bills).
Untuk mendorong percepatan pendalaman pasar keuangan, OJK pun menitikberatkan salah satu strateginya dengan mengakselerasi pengembangan infrastruktur pasar modal berbasis digital.
Sebagai contoh melakukan efisiensi pasar primer melalui e-IPO, e-voting dan hadirnya market maker pada secondary market serta pengembangan Infrastruktur Central Counterparty Clearing Over the Counter (CCP OTC) Derivatif. Hal tersebut dengan tujuan agar dapat mendorong pengembangan basis investor ritel dan domestik.
"Ini bagaimana meningkatkan jumlah investor, dan ada peluang peningkatan inklusi digital di pasar modal, peluangnya pemanfaatan big data. Kemudian adopsi teknologi AI untuk membuat keputusan membeli dan menjual saham atau obligasi serta bagaimana trading secara simulasi," tandasnya.
(DES)