Komentar itu memberi sentimen negatif bagi pasar global, yang dimungkinkan akan bergeser ke aset safe-haven seperti dolar, emas, dan treasuri jangka panjang.
"Pendorong besar pasar jelas adalah ketegangan di Ukraina. Pasar dalam mode risk-off secara keseluruhan. Volatilitasnya akan naik," kata Analis Cambridge Global Payments, Karl Schamotta, dilansir Reuters, Selasa (15/2/2022).
Ancaman konflik kedua negara itu semakin bertambah panas ketika Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang tergabung dalam menegaskan kembali janjinya untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO.
Rusia punya andil besar dalam rantai pasokan sejumlah komoditas penting di Eropa, mulai dari gas alam, gandum, nikel, hingga batu bara. Negara Beruang Merah adalah pemasok gas terbesar di Benua Biru, apabila konflik pecah dan memaksa pipa gas berhenti, tentu akan menjadi bencana.
Ketika harga gas naik, maka perusahaan di Eropa kemungkinan akan cenderung beralih ke batu bara, di tengah upaya mereka menggencarkan pemakaian energi baru terbarukan (EBT). Sebelumnya, sejumlah perusahaan di Eropa mulai meningkatkan impor batu bara mereka.