Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga melesat bahkan melampaui pertumbuhan kredit. DPK tumbuh hampir 2 kali lipat, dari Rp3,34 triliun di November 2021 menjadi Rp 6,61 triliun pada November 2022.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, pendapatan bunga dari emiten bank digital ini tumbuh 150 persen menjadi Rp1,36 triliun.
Namun didukung dengan dana murah yang kuat, beban bunga terjaga cukup rendah, hanya Rp129,35 miliar, naik 141 persen secara tahunan. Produk tabungan dan giro (current account saving account) mendominasi DPK hingga 60,24 persen.
Dengan kinerja tersebut, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Jago menembus Rp1,23 triliun, naik 151 persen secara tahunan. Secara keseluruhan, laba bersih ikut melesat 977 persen menjadi Rp47,37 miliar. (TSA)