sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga CPO Anjlok Lebih dari 2 Persen, Tertekan Kenaikan Produksi dan Pelemahan Minyak Dalian

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
03/11/2025 15:34 WIB
Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada awal pekan ini, tertekan oleh penurunan harga minyak nabati pesaing di bursa Dalian.
Harga CPO Anjlok Lebih dari 2 Persen, Tertekan Kenaikan Produksi dan Pelemahan Minyak Dalian. (Foto: Freepik)
Harga CPO Anjlok Lebih dari 2 Persen, Tertekan Kenaikan Produksi dan Pelemahan Minyak Dalian. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada awal pekan ini, tertekan oleh penurunan harga minyak nabati pesaing di bursa Dalian serta peningkatan produksi yang terus menekan harga.

Kontrak berjangka (futures) acuan CPO untuk pengiriman Januari di Bursa Derivatif Malaysia merosot 2,28 persen menjadi MYR4.109 per ton pada 15.13 WIB.

“Futures tertekan oleh pelemahan pasar Dalian. Selain itu, kenaikan produksi juga terus memberikan tekanan. Namun di sisi lain, permintaan mulai membaik dan akan berdampak positif pada ekspor November dan Desember,” kata Direktur Pelindung Bestari, Paramalingam Supramaniam, yang berbasis di Selangor, dikutip Reuters.

Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian turun 0,74 persen, sementara kontrak minyak sawitnya melemah 1,5 persen. Sementara, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 0,49 persen.

Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaing karena bersaing dalam pangsa pasar minyak nabati global.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia meningkat 4,3 persen secara bulanan pada Oktober, menurut perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia. Data dari lembaga survei kargo Intertek Testing Services menunjukkan kenaikan serupa sebesar 5,2 persen.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat ekspor minyak sawit mentah dan olahan mencapai 17,58 juta ton sepanjang Januari–September, naik 11,62 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Harga minyak mentah dunia naik pada Senin setelah OPEC+ memutuskan menunda kenaikan produksi pada kuartal pertama tahun depan, meredakan kekhawatiran akan kelebihan pasokan. Namun, data manufaktur yang lemah di Asia membatasi penguatan harga.

Kenaikan harga minyak mentah membuat minyak sawit lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.

Sementara itu, nilai tukar ringgit—mata uang perdagangan minyak sawit—melemah 0,24 persen terhadap dolar AS, menjadikan harga sawit lebih menarik bagi pembeli dengan mata uang asing.

Di sisi lain, harga futures kedelai Amerika Serikat mencapai level tertinggi dalam 15 bulan pada Jumat lalu, mencatat kenaikan bulanan terbesar dalam hampir lima tahun berkat harapan meningkatnya permintaan dari China. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement