“Setelah Desember, dengan mempertimbangkan faktor musiman, delapan negara tersebut juga memutuskan untuk menunda kenaikan produksi pada Januari, Februari, dan Maret 2026,” kata OPEC+ dalam pernyataannya.
Hyerczyk memproyeksikan bias harga minyak tetap cenderung bearish dalam jangka pendek. Dia menjelaskan, kenaikan pasokan, berkurangnya premi risiko, dan terbatasnya dukungan dari sisi permintaan membuat tekanan penurunan masih dominan.
Secara teknikal, tren jangka pendek masih menurun. Meski penutupan pekan lalu membentuk pola pembalikan harga, pasar masih bergerak netral hingga cenderung melemah.
Pelaku pasar bullish berharap harga dapat menembus rata-rata pergerakan 52 pekan (MA-52 week) di USD62,30 dan pivot jangka panjang di USD63,74 untuk membuka ruang kenaikan menuju USD65,95. Sebaliknya, jika harga gagal bertahan di atas USD59,44, tekanan jual bisa meningkat dengan potensi koreksi hingga USD55,96. (Aldo Fernando)