sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Berpotensi Kembali Naik, Pasar Pantau Level Kunci dan Risiko Pasokan

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
29/09/2025 07:10 WIB
Harga minyak dunia kembali menguat pekan lalu setelah serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia memangkas ekspor bahan bakar dari negara itu.
Harga Minyak Berpotensi Kembali Naik, Pasar Pantau Level Kunci dan Risiko Pasokan. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Berpotensi Kembali Naik, Pasar Pantau Level Kunci dan Risiko Pasokan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak dunia kembali menguat pekan lalu setelah serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia memangkas ekspor bahan bakar dari negara tersebut.

Kontrak West Texas Intermediate (WTI) berakhir menguat 1,1 persen di USD65,72 per barel pada Jumat (26/9) lalu, mencatat lonjakan 5,3 persen sepanjang pekan dan menutup perdagangan di level tertinggi sejak awal Agustus.

Sementara itu, harga Brent naik 1 persen menjadi USD70,13 per barel, mengukir kenaikan 5,2 persen dalam sepekan lalu. Keduanya membukukan penguatan mingguan terbesar sejak pertengahan Juni.

Analis FXEmpire, James Hyerczyk, menilai momentum bullish saat ini didukung oleh tekanan beli yang kuat dan meningkatnya risiko pasokan global.

Hyerczyk menjelaskan, serangan drone Ukraina ke infrastruktur kilang Rusia menjadi pemicu utama pekan lalu. Serangan beruntun tersebut membuat pelaku pasar mulai memperhitungkan potensi gangguan pasokan yang signifikan.

Rusia bahkan telah mengumumkan larangan ekspor baru untuk solar dan memperpanjang larangan ekspor bensin hingga akhir tahun.

Kondisi ini memicu kekhawatiran akan kelangkaan bahan bakar di beberapa wilayah Rusia yang pada akhirnya bisa mengganggu ekspor produk minyaknya ke pasar global.

Meski demikian, Hyerczyk menyoroti adanya faktor penyeimbang. Ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdistan, Irak, berpotensi kembali mengalir melalui pipa Kirkuk–Ceyhan setelah terhenti 18 bulan.

Volume pengiriman diperkirakan 180.000-190.000 barel per hari, namun realisasi penuh masih terkendala masalah pembayaran yang membuat beberapa produsen besar seperti DNO menahan pengiriman. “Situasi ini memberi ruang bagi para ‘bull’ untuk tetap mendominasi pasar,” tuturnya.

Dari sisi permintaan, data ekonomi AS juga menjadi penopang. Produk Domestik Bruto (PDB) direvisi naik menjadi 3,8 persen secara tahunan, mengindikasikan permintaan energi yang solid.

Namun, Hyerczyk mengingatkan bahwa pertumbuhan yang lebih kuat dapat membuat Federal Reserve (The Fed) berhati-hati dalam melanjutkan pemangkasan suku bunga setelah penurunan 25 basis poin pekan sebelumnya.

Secara teknikal, minyak WTI telah menembus rata-rata pergerakan (moving average/MA) 50 hari di USD63,73 dan MA-200 hari di USD63,07. Level kunci berikutnya yang dipantau pelaku pasar adalah USD66,42 sebagai pemicu breakout.

Jika bertahan di atasnya, peluang menuju zona target USD68,35-USD69,34 terbuka lebar. Sementara itu, support terdekat berada di USD64,21.

Hyerczyk menilai, dengan momentum yang bullish, risiko geopolitik yang meningkat, dan data permintaan yang mendukung, jalur kenaikan harga minyak masih terbuka.

Namun, katanya, perkembangan aliran minyak Kurdistan tetap harus dipantau karena berpotensi membatasi kenaikan jika volume pengiriman cepat meningkat. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement