Terlebih, Indonesia dalam waktu dekat, tepatnya November 2022, bakal menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali. Dalam event internasional itu, Jokowi telah mengundang para pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
“Ada kewajiban bagi pemerintah untuk mencari berbagai sumber dalam memenuhi kebutuhan energi rakyatnya. yang kami lakukan adalah menemukan solusi (atas terus meningkatnya harga minyak dunia)," tutur JOkowi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyoroti kesulitan yang dirasakan banyak negara ketika mencoba menavigasi geopolitik dan krisis energi yang melanda rumah tangga dan bisnis di seluruh dunia.
Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia telah lama mengikuti kebijakan non-alignment dengan negara adidaya. Jokowi juga secara khusus telah mengunjungi Moskow dan Kyiv pada bulan Juni untuk mengundang kedua presiden hadir pada KTT G20. Kunjungan dilakukan hanya beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari.
Sebelumnya, pihak Rusia memang telah melayangkan tawaran pasokan minyak kepada Indonesia dengan harga 30 persen lebih rendah dari harga pasar internasional. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mengelola dan mendistribusikan BBM di Indonesia, yaitu Pertamina, pada Agustus 2022 lalu mengaku juga sedang mengkaji risiko yang mungkin didapat Indonesia bila ngotot mengimpor minyak dari Rusia.