Bahkan, jika OPEC+ melanjutkan rencana pelonggaran pemotongan produksi, surplus diproyeksikan mencapai 1,4 juta barel per hari, menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA).
Sementara itu, permintaan global hanya diperkirakan naik 1,1 juta barel per hari tahun depan, lebih rendah dari pasokan tambahan yang tersedia.
Namun, faktor lain seperti tarif dagang yang lebih ketat, penegakan sanksi oleh Presiden AS terpilih Donald Trump, serta gejolak politik di Timur Tengah, juga berpotensi memengaruhi pergerakan harga.
Lemahnya konsumsi dari China dan ketidakpastian ekonomi global turut membebani prospek harga minyak.
Ketidakpastian dan Surplus Pasokan Teka Harga
Menurut ahli komoditas Mitsubishi UFJ Financial Group, Ehsan Khoman dan Soojin Kim, pasar energi menghadapi ketidakpastian terbesar sejak pandemi.