Tekanan tambahan datang dari laporan Energy Information Administration (EIA) yang mencatat persediaan minyak mentah AS naik 3,5 juta barel menjadi 423,8 juta barel pada pekan lalu.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan dalam jajak pendapat Reuters yang hanya memperkirakan kenaikan 288.000 barel. Kenaikan stok minyak yang lebih besar dari perkiraan ini terutama dipicu oleh turunnya tingkat pemanfaatan kilang seiring masuknya musim perawatan kilang di musim gugur.
“Laporan ini cenderung sedikit bearish, dengan kenaikan besar pada stok minyak mentah diimbangi penurunan signifikan pada stok distilat. Namun, permintaan minyak yang terindikasi jauh lebih lemah dibandingkan pekan sebelumnya,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo.
Data tersebut juga menunjukkan produksi minyak AS naik menjadi 13,636 juta barel per hari, level tertinggi sepanjang sejarah.
Di saat yang sama, pelaku pasar juga mencermati kemungkinan India menghentikan impor minyak dari Rusia, yang berpotensi mengubah arus perdagangan global dan meningkatkan permintaan pasokan dari negara lain.