Uni Eropa juga menambahkan dua kilang China dengan kapasitas gabungan 600.000 barel per hari serta Chinaoil Hong Kong—unit perdagangan PetroChina—ke dalam daftar sanksi Rusia.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan, dampak sanksi terhadap pasar minyak akan bergantung pada respons India dan kemampuan Rusia mencari pembeli baru.
Sejumlah sumber industri menyebutkan, kilang di India—yang sejak perang Ukraina menjadi pembeli terbesar minyak Rusia dengan harga diskon—berencana memangkas tajam impor mereka untuk mematuhi sanksi baru AS terhadap Lukoil dan Rosneft. Langkah ini berpotensi membuka jalan bagi kesepakatan dagang baru antara India dan AS.
Perusahaan swasta Reliance Industries, pembeli utama minyak Rusia di India, disebut berencana mengurangi atau bahkan menghentikan impor tersebut sepenuhnya, menurut dua sumber yang mengetahui rencana itu. (Aldo Fernando)