Saito memperkirakan permintaan yang kuat akan memberi tekanan terhadap komoditas tersebut di tengah cuaca dingin di Amerika Serikat.
Adapun ancaman atas persediaan hadir dari tensi geopolitik di Eropa Timur, antara Rusia dan Ukraina. Sebagai penengah, AS pada hari Minggu (23/1) mengatakan pihaknya telah mengumumkan penarikan anggota keluarga staf kedutaaan besarnya di Ukraina dan memerintahkan semua warganya untuk pergi karena ancaman aksi militer dari Rusia.
Seorang pejabat asal Inggris mengatakan bahwa Rusia bakal menghadapi sanksi ekonomi yang berat jika terbukti bermain tangan di Ukraina. Sebelumnya, Inggris menuduh Kremlin berupaya untuk menempatkan seorang pemimpin pro-Rusia untuk berkuasa di Ukraina.
Sentimen dari Timur Tengah antara Uni Emirat Arab (UEA) dan gerakan Houthi di Yaman juga menambah kekhawatiran pasar minyak.
Belakangan, UEA telah menarik sebagian besar awak drone dan jenis pesawat ringan yang digunakan untuk tujuan rekreasi selama sebulan mulai Sabtu kemarin (22/1). Langkah ini dilakukan menyusul serangan drone mematikan pekan lalu oleh Houthi di negara Teluk itu.