sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Mentah Melesat, Brent USD112 per Barel

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
18/04/2022 12:37 WIB
Harga minyak mentah / crude oil mengalami kenaikan dimana harga minyak Brent Juni 2022 tumbuh 1,05% di USD112,87 per barel.
Harga Minyak Mentah Melesat, Brent USD112 per Barel (Dok.MNC)
Harga Minyak Mentah Melesat, Brent USD112 per Barel (Dok.MNC)

IDXChannel- Harga minyak mentah / crude oil mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini.

Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) Senin (18/4/2022) hingga pukul 11:42 WIB, harga minyak Brent Juni 2022 tumbuh 1,05% di USD112,87 per barel. Sedangkan Brent Juli 2022 menguat 0,82% di USD111,71 per barel.

West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,98% di USD108,00 per barel, WTI Juni 2022 naik 1,00% di USD107,44 per barel.

Ekspektasi pasokan yang ketat menjadi faktor utama kenaikan harga minyak bumi, di tengah upaya pelepasan cadangan strategis oleh Amerika Serikat dan anggota Badan Energi Internasional (IEA).

Kekhawatiran turut mendongkrak harga seiring dengan kabar bahwa Uni Eropa kemungkinan akan menghentikan impor minyak dari Rusia secara bertahap.

Pejabat Uni Eropa pada pekan lalu menegaskan bahwa mereka sedang menyusun proposal terkait embargo minyak Rusia, kendati Jerman menegaskan tidak mau mendukung langkah tersebut.

Di tengah gejolak harga, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa sekitar 3 juta barel per hari (bph) minyak Rusia dapat digantikan oleh rilis cadangan minyak negara anggota mereka. Rilis minyak dijadwalkan pada Mei 2022.

"Pasar minyak kemungkinan akan tetap dalam tren bullish minggu ini akibat pasokan tambahan yang terbatas. Ini datang dari produsen minyak utama yang sedang mengimbangi stok dari Rusia," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd, dilansir Reuters, Senin (18/4/2022).

Di sisi lain, produksi minyak Rusia dikabarkan terus merosot pada April, yakni turun 7,5% dari dua pekan pertama bulan Maret. Demikian laporan kantor berita Interfax Jumat lalu (15/4).

Adapun pihak Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan sekutunya mencakup Rusia, telah menolak tekanan Barat untuk meningkatkan produksi lebih cepat di bawah kesepakatan sebelumnya. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement