Positifnya pergerakan saham BRIS tersebut didorong oleh peningkatan minat dari investor institusi. Terlihat dari net buy investor institusi yang tinggi baik asing maupun domestik.
Kenaikan harga saham tersebut tak lepas pula dari meningkatnya kepercayaan investor terhadap kinerja fundamental BRIS yang solid, dan tumbuh secara berkelanjutan semenjak merger pada awal 2021.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan November 2023, laba bersih BSI tercatat sebesar Rp5,1 triliun bertumbuh 30% YOY. Pertumbuhan laba bersih tersebut, sejalan dengan peningkatan pembiayaan yang disalurkan yaitu mencapai Rp235,01 triliun atau naik sekitar 14% YOY.
BSI pun mampu menjaga kualitas aset tetap prudent. Hal ini terbukti dengan non-performing financing (NPF) gross yang menurun menjadi 2,15% dibandingkan dengan posisi November 2022 sebesar 2,53%.
Ke depannya, dengan hampir 20 juta nasabah dan penetrasi perbankan syariah yang masih dinilai rendah saat ini, potensi pertumbuhan BRIS masih sangat menjanjikan. Dengan faktor fundamental yang menjanjikan tersebut, 16 analis yang meng-cover BRIS merekomendasikan “Buy”.
Adapun data Bloomberg menunjukkan, target harga BRIS berdasarkan konsensus sebesar Rp2.110.
(FRI)