ICSG memperkirakan pasar tembaga akan berakhir dengan surplus pada 2024 dan 2025, sementara rendahnya permintaan China sebelumnya meningkatkan persediaan nasional ke level tertinggi dalam empat tahun.
Analis Morgan Stanley dalam sebuah catatan Selasa (21/5/2024) memperkirakan, harga tembaga diperkirakan akan mengalami beberapa volatilitas jangka pendek setelah melonjak ke rekor tertinggi dalam beberapa sesi terakhir, meskipun logam merah diperkirakan masih akan naik lebih tinggi tahun ini.
Pasokan tambang baru yang rendah, karena tingginya biaya untuk berkomitmen pada proyek-proyek baru mendorong para penambang raksasa melakukan aktivitas M&A dibandingkan proyek-proyek baru. Langkah ini ditandai dengan upaya kedua perusahaan raksasa tambang berbasis Australia, BHP untuk membeli Anglo American.
Analis Morgan Stanley memperkirakan kenaikan harga tembaga sebesar USD13.125 per ton untuk tembaga LME.
(YNA)