Investor kini meningkatkan taruhannya terhadap penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September tahun ini.
Untuk harga timah, Bank Dunia mencatat pada bulan lalu bahwa pasokan timah diperkirakan akan menghadapi kendala karena pembatasan ekspor yang diberlakukan pada Februari oleh Myanmar dan penundaan perizinan yang terus berlanjut di Indonesia. Diketahui kedua negara tersebut menyumbang 40 persen produksi timah global.
Pengurangan dan gangguan produksi di Amerika Selatan juga diperkirakan akan berdampak pada pertumbuhan pasokan tembaga global tahun ini.
Sebaliknya, produksi nikel global diproyeksikan meningkat pada 2024, menyusul kenaikan sebesar 11 persen pada 2023.
Peningkatan produksi nikel, terutama dari Indonesia, didorong oleh peningkatan investasi smelter, yang sebagian besar berasal dari China dan didukung oleh insentif pemerintah dan larangan ekspor bijih nikel. (ADF)