Angin perubahan mungkin bermula tahun ini seiring China melonggarkan kebijakan pembatasan mobilitas akibat Covid hingga potensi balik arah (bottoming out) laba perusahan teknologi. Hal tersebut bisa menopang pasar saham Taiwan dan Korea Selatan.
"Minat di pasar China dan Asia Utara meningkat, sebagian seiring pembukaan kembali China daratan," kata kepala strategi ekuitas Asia di HSBC Herald van der Linde, dikutip dari Bloomberg (5/1).
Herald bilang, “Hal tersebut mungkin dibiayai, sebagian, dari kepemilikan [fund asing] di Asia Tenggara.”
Nah, pada gilirannya, balik arah asing pada tahun ini bisa mengakhiri aliran dana masuk (inflows) tahun lalu.
Pasar saham RI dan Thailand sempat menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa pembelian oleh asing, ditopang meroketnya harga komoditas dan bangkitnya sektor pariwisata.