"Di samping itu, aksi jual investor asing yang mencatat net sell Rp24 triliun sepanjang tahun, serta kejatuhan saham kapitalisasi besar seperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang anjlok 20 persen," kata Arianto.
Faktor lainnya adalah sentimen eksternal, seperti ketegangan geopolitik global dan kekhawatiran resesi AS semakin memperburuk kondisi pasar. Tekanan yang kuat ini, sambungnya, memicu BEI memberlakukan trading halt.
"Tekanan jual yang kuat ini akhirnya memicu BEI untuk memberlakukan trading halt guna meredam kepanikan di pasar," tutur Arianto.
(Fiki Ariyanti)