IDXChannel - IHSG sesi I ditutup melemah 0,53 persen di level 7.523,11 pada perdagangan Kamis ini (3/10). Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penutupan Bursa AS semalam yang ditutup menguat tipis.
"Investor masih khawatir terkait tensi geopolitik di Timur Tengah," tulis riset Panin Sekuritas, siang ini.
Terbaru, pemimping tertinggi Iran, yaitu Ayatollah Ali Khamenei tengah bersiap menghadapi kemungkinan serangan Israel terhadap situs nuklirnya setelah Ali Khamenei mendesak negara-negara Barat untuk meninggalkan Timur Tengah.
"Selain itu, investor juga mencermati arah kebijakan The Fed berikutnya setelah melihat data tenaga kerja AS yang menguat pada September 2024," katanya.
Data private business AS bertambah 143 ribu pekerja ke daftar gaji mereka pada September 2024 yang merupakan jumlah terbesar dalam tiga bulan terakhir. Angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang berada di level 103 ribu dan berada di atas estimasi 120 ribu.
Untuk indeks sektoral ditutup mixed pada sesi I. Sektor yang mengalami penguatan terbesar, yakni properti naik 0,24 persen dan infrastruktur menguat 0,05 persen.
"Penguatan sektor properti sejalan dengan pemangkasan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia yang akan membuat kinerja emiten properti diperkirakan dapat bertumbuh secara kuat bahkan hingga tahun depan," menurut riset tersebut.
"Sebab di 2025, proyeksi pemangkasan suku bunga masih akan berlanjut," ujarnya.
Sementara itu, sektor dengan pelemahan terdalam berasal dari sektor teknologi anjlok 1,07 persen dan sektor industri turun 0,33 persen.
"Pelemahan pada sektor teknologi masih disebabkan oleh adanya aksi profit taking investor yang didorong oleh sentimen penurunan suku bunga. Di sisi lain, investor juga tengah menanti keluarnya laporan kuartal III-2024 emiten teknologi," tuturnya.
Sementara itu, harga emas melemah 0,05 persen, minyak brent menguat 0,46 persen, dan harga CPO Malaysia melonjak 3,34 persen, didorong oleh menguatnya minyak kedelai di pasar CBoT dan melemahnya ringgit. Sementara itu, minat beli dari importir utama India terlihat jelas menjelang musim perayaan Diwali, dengan dampak bea masuk yang lebih tinggi mulai memudar. Dan Rupiah ditutup melemah 0,89 persen di level Rp15.404 per USD.
Nilai transaksi perdagangan sepanjang sesi I mencapai Rp6,1 triliun atau turun dari perdagangan kemarin (2/10) yang sebesar Rp6,9 triliun. Di mana perdagangan saham tertinggi hari ini didominasi oleh sektor perbankan.
Untuk yield obligasi 5 tahun dan 10 tahun bergerak meningkat disebabkan oleh adanya potensi pengetatan kebijakan moneter akibat masih berlanjutnya tensi geopolitik di Timur Tengah
(Fiki Ariyanti)