IDXChannel - Suku bunga deposito Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) diperkirakan bakal mencapai puncaknya hingga 3,75 persen dibanding bulan lalu.
Prediksi ini didasarkan pada kondisi tingkat inflasi yang masih sangat tinggi, sehingga pembuat kebijakan diyakini bakal mengambil langkah agresif berupa kenaikan suku bunga hingga 50 basis poin.
Presiden ECB, Christine Lagarde, pada pertemuan Dewan Pemerintahan sebelumnya mengatakan bahwa kenaikan tersebut sangat mungkin terjadi.
Kalangan ekonom mengaku sepakat bahwa suku bunga deposito memiliki ruang yang cukup untuk dinaikkan hingga 50 basis poin menjadi tiga persen.
Hasil survei yang dilakukan oleh Reuters menunjukkan bahwa bank sentral zona euro akan menambah 25 basis poin pada tiga bulan ke depan, yaitu Bulan Mei, Juni dan Juli 2023.
Suku bunga deposito akan diberikan sebesar 3,75 persen, lebih tinggi daripada angka yang diperkirakan pada bulan Februari lalu, yang masih di kisaran 3,25 persen.
"Kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin minggu depan sepertinya sudah pasti terjadi. Jalur kebijakan moneter setelah pertemuan di bulan Maret akan menjadi perdebatan panas yang akan terjadi di ECB," ujar Carsten Brzeski di ING, dilansir Reuters, Jumat (10/03/2023).
Meski hasil jajak pendapat Media Survei Nasional (Median) menunjukkan bahwa suku bunga deposito akan mencapai puncaknya di 3,75 persen, namun hasil tersebut hanya berisi 19 dari 60 ekonom yang berpendapat bahwa suku bunga deposito akan mencapai puncaknya di 3,75 persen.
Selebihnya, berjumlah 12 orang mengatakan bahwa suku bunga akan lebih tinggi dari yang diperkirakan, sedangkan 29 orang berpendapat bahwa suku bunga akan lebih rendah.
Namun, hampir dari 90 persen hasil survey pertanyaan tambahan, sekitar 35-38 orang mengatakan bahwa suku bunga akan lebih tinggi dari yang diperkirakan. Adapun suku bunga yang tertinggi diperkirakan sebesar 4,25 persen.
Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, mengatakan bahwa bank sentral yang mengawasi ekonomi terbesar di dunia perlu bergerak untuk mengambil langkah yang lebih besar dalam merespon data-data tersebut.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa Inflasi zona euro diperkirakan akan mengalami pergerakan yang lebih tinggi hingga 8,5 persen di Bulan Februari, dan lebih dari empat kali lipat target bank sebesar dua persen hingga tahun 2025.
Pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diperkirakan akan mencapai rata-rata 5,8 persen dan 2,5 persen di tahun yang akan datang.
"Ekonomi yang sesungguhnya lebih kuat dari yang diperkirakan pada awal tahun, yang mengindikasikan lebih sedikit penurunan dari yang diperkirakan, sementara inflasi inti jauh lebih tinggi," tutur Luca Mezzomo, di Intesa Sanpaolo, dalam tulisan yang sama.
Beberapa indikator perekonomian lebih baik daripada yang diperkirakan, akan tetapi hal tersebut masih bersifat tentatif dan beberapa indikator masih menunjukkan bahwa resesi dapat dihindari, namun, masih belum ada peningkatan ekonomi yang terlihat. (TSA)
Penulis: Dhiva Elza Khairunnisa